Senin, 05 November 2012

Rp 1.000 Jadi Rp 1 Penting Dilakukan, Karena Rupiah Seperti Sampah


Rencana pemerintah yang ingin melakukan redenominasi alias penyederhanaan mata uang rupiah perlu dilakukan saat ini juga. Pasalnya, rupiah saat ini dinilai seperti sampah karena masuk mata uang terburuk di dunia.

"Redenominasi perlu dilakukan saat ini juga. Jangan lagi ditunda. Nanti berganti pemerintahan ya berganti lagi arah kebijakannya," kata pengamat pasar uang Farial Anwar ketika dihubungi detikFinance, Selasa (30/10/2012).

Menurut Farial, mata uang rupiah saat ini seperti sampah. Bayangkan saja, menurutnya US$ 1 sama dengan Rp 9.000. 

"Rupiah seperti sampah. Memalukan sekali saat ini dan masuk terburuk di dunia. Karena US$ 1 sama dengan Rp 9.000 kan itu memalukan sekali di pasar," terangnya.

Lebih jauh Farial mengharapkan seluruh pihak termasuk DPR bisa mendukung rencana pemerintah yang telah menjadi konsensus nasional ini kedepan. Diharapkan juga, semua pihak ikut membantu termasuk sektor keuangan, perbankan, dan pasar modal.

"Ketika semua pihak kompak. Redenominasi rupiah bisa dilakukan. DPR sendiri diharapkan membuka mata lebar-lebar akan rencana yang baik ini," tutupnya.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution optimistis realisasi redenominasi alias penyederhanaan mata uang rupiah bakal jadi kenyataan. Bos BI ini yakin 'cita-cita' yang membuat nilai rupiah segera terealisasi.

"Kita sudah siapkan semua naskah akademisnya termasuk strateginya," jelas Darmin.

Namun Darmin menggarisbawahi mengenai proses redenominasi yang memang tidak cepat. Menurutnya diperlukan waktu yang cukup panjang. "Masih berjalan dan memang dia (redenominasi) itu prosesnya panjang," tutur Darmin.

Redenominasi rupiah merupakan cita-cita mantan Dirjen Pajak ini. Dengan menyederhanakan rupiah, otomatis nilainya terkesan akan semakin berharga. Apalagi jika disejajarkan dengan mata uang negara lain.

BI pernah menyebutkan kajian redenominasi paling tepat dilakukan dengan menyederhanakan 3 angka nol dalam rupiah. Ingat, redenominasi bukan sanering atau pemotongan nilai mata uang. Jika 3 angka nol disederhanakan maka nilai Rp 1.000 akan menjadi Rp 1.
(DETIK FINANCE, Jakarta : HERDARU PURNOMO)



Menurut pendapat saya redenominasi kebijakan redenominasi patut didukung karena banyaknya angka nol dalam rupiah membuatnya tidak efisien. Banyak contoh sukses redenominasi sukses dijalankan beberapa negara. Turki salah satunya, yang melakukan redenominasi dengan menghilangkan 6 angka nol pada mata uangnya. Jadi redenominasi yang dilakukan Turki adalah mengubah 1.000.000 lira menjadi 1 lira pada tahun 2005.
Jadi selama redenominasi ini tidak menyebabkan kenaikan harga di Indonesia,masyarakat pasti tidak keberatan. Tetapi hal ini bila dilakukan di Indonesia, butuh sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat tidak khawatir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar