Sabtu, 21 Mei 2011

Pengangguran

Pengangguran merupakan istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran biasanya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian,karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang,sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.

Jenis – jenis Pengangguran, antara lain :
Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural adalah dimana suatu keadaan dimana pengangguran yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.

Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebakan seseorang harus menganggur

Pengangguran Siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah dari pada penawaran kerja


Cara mengatasi pengangguran struktural

1. Meningkatkan mobilitas modal dan tenaga kerja

2. Mengadakan pelatiha tenaga kerja formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong


3. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang banyak mengalami pengangguran
Cara mengatasi pengangguran musiman
1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan di sektor lain.
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu
Cara mengatasi pengangguran Siklus
1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa
2. Meningkatkan daya beli masyarakat

Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga umum untuk menaik secara umum dan terus menerus atau juga dapat dikatakan suatu gejala terus naiknya harga-harga barang dan berbagai faktor produksi umum,secara terus-menerus dalam periode tertentu.Perlu diingat bahwa kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi.
Penyebab Inflasi, dapat dibagi menjadi :
1. Demand Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan permintaan agregat yang melebihi kenaikan penawaran agregat
2. Supply Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan penawaran agregat yang melebihi permintaan agregat
3. Demand Supply Inflation, yaiti inflasi yang disebabkan oleh kombinasi antara kenaikan permintaan agregat yang kemudian diikuti oleh kenaikan penawaran agregat,sehingga harga menjadi meningkat lebih tinggi
4. Supressed Inflation atau Inflasi yang ditutup-tutupi, yaitu inflasi yang pada suatu waktu akan timbul dan menunjukkan dirinya karena harga-harga resmi semakin tidak relevan dalam kenyataan

Penggolongan Inflasi
1. Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi
 Inflasi Ringan (Di bawah 10% setahun)
 Inflasi Sedang (antara 10-30% setahun)
 Inflasi Berat ( antara 50-100% setahun)
 Hiper Inflasi (di atas 100% setahun)

2. Berdasar Sebab Awal dari Inflasi
 Demand Inflation, karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat
 Cost Inflation, karena kenaikan biaya produksi


3. Berdasarkan asal dari inflasi
 Domestic Inflatuon, Inflasi yang berasal dari dalam negeri
 Imported Inflation, Inflasi yang berasal dari luar negeri

Dampak Postitif Inflasi
Apabila inflasi itu ringan, mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha.
Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar).

Dampak Negatif Inflasi
Pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiper inflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.

Investasi dan Penanaman Modal


Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan. Investasi dipengaruhi oleh :
a.    Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.
b.    Tingkat bunga
c.    Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
d.    Kemajuan teknologi
e.    Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
Ada beberapa jenis-jenis investasi, diantaranya :
1.     Tabungan di bank
Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan.
2.    Deposito di bank
Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan, bedanya dalam deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang diinginkan dan juga Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga tabungan.
3.    Emas
Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.
Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing dalam negeri, yaitu :
§  Perlu diselenggarakan pemupukan dan pemanfaatan modal dalam negeri dengan cara rehabilitasi pembaharuan, perluasan , pemnbangunan dalam bidang produksi barang dan jasa.
§  Penyelenggaraan pembangunan ekonomi nasional adalah untuk mempertinggi kemakmuran rakyat, modal merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan.
§  Perlu diciptakan iklim yang baik, dan ditetapkan ketentuan-ketentuan yang mendorong investor dalam negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia
Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan suatu tindakan dari orang asing atau badan hukum asing untuk melakukan Investasi modal dengan motif berbisnis dalam bentuk apa pun ke wilayah suatu negara lain. Dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1967 ditegaskan bahwa Pengertian penanaman modal asing di dalam Undang-undang ini hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari penanaman modal tersebut. Selama masa orde baru aktifitas penanaman modal asing telah diatur dengan undang-undang no.1 tahun 1967 yang telah diubah dan ditambah dengan beberapa paket kebijaksanaan.
Sama halnya dengan penanaman modal dalam negeri, maka lokasi proyek yang digemari oleh investor adalah pulau jawa. Apabila dilihat dari negara asal investasi itu, maka tampak Jepang termasuk negara yang paling banyak menanam modalnya di Indonesia. 

Peran Sektor Luar Negeri Pada Perekonomian Indonesia


Perdagangan internasional adalah proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing Negara. Bagi negara-negara yang sedang berkembang perdagangan luar negeri mempunyai arti yang sangat penting karena perdagangan luar negeri merupakan sektor yang dapat menghasilkan pendapatan nasional terbesar.
Perdagangan internasional timbul karena adanya kebutuhan yang berbeda-beda dari berbagai negara. Manfaat yang timbul dari adanya perdagangan internasional, diantaranya :
·         Dapat membuka lapangan pekerjaan
·         Saling mendapat petukaran tehnologi guna mempercepat pertumbuhan ekonomi
·         Dapat menambah jumlah dan kualitas barang
·         Meningkatkan penyebaran sumber daya alam melalui batas Negara
·         Menjalin persahabatan
Selain manfaat yang disebutkan diatas ada juga manfaat tidak langsung yang timbul dari adanya perdagangan luar negeri ialah meningkatkan produktivitas kerja, mendorong penemuan-penemuan baru, dan meningkatkan keterampilan manajer kewirausahaan.
Kebijaksanaan perdagangan luar negeri yang pernah dilakukan, antara lain :
  • Rehabilitasi
  • Diversifikasi
  • Peningkatan mutu
  • Pengolahan lebih lanjut
  • Perbaikan pola pemasaran
  • Merintis pasaran baru

Di bidang impor kebijaksanaan diarahkan untuk memperlancar penyediaan barang-barang yang diperlukan untuk produksi misalnya bahan-bahan baru. Pada saat perdagangan luar negeri merosot disebabkan adanya resesi dunia, juga produksi Indonesia mendapat saingan berat barang-barang impor dan di luar negeri barang-barang Indonesia belum mampu bersaing. Maka untuk mengatasi keadaan tersebut pemerintah mengambil kebijaksanaan seperti meningkatkan kapasitas mutu dan produksi barang-barang ekspor, memperlancar impor bahan-bahan baku, memberikan kelonggaran dan ransangan pada sektor ekspor dan sebagainya.

Pada permulaan pemerintahan orde baru perkembangan neraca pembayaran tidaklah buruk, namun dalam perjalanannya neraca pembayaran Indonesia senantiasa diancam defisit. Hal ini disebabkan antara lain karena merosotnya harga minyak bumi di luar negeri dan adanya resesi dunia yang berkepanjangan serta barang-barang ekspor non migas masih mendapat saingan keras di luar negeri.
Dengan adanya pengalaman yang kurang menguntungkan bagi posisi neraca pembayaran, diadakan berbagai kebijaksanaan berupa paket-paket kebijaksanaan terpadu terutama di bidang perbankan dan moneter yang pada gilirannya akan ikut menunjang perbaikan neraca pembayaran.

Struktur Produksi, Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan


Struktur produksi adalah logika proses produksi, yang menyatakan hubungan antara beberapa   pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema. Suatu proses pembangunan ekonomi yang telah menghasilkan suatu pertumbuhan ekonomi yang tinggi biasanya disusul dengan perubahan mendasar dalam struktur ekonominya. Indonesia pada awal pembangunan sebagai negara agraris berubah menjadi negara semi industri. Perubahan struktur ekonomi ini dapat dilihat melalui perubahan dalam struktur produksi yaitu antara pertanian, industri, dan jasa, bagaimana perkembangan dari tahun ke tahun terhadap pembentukan PDB (Pruduk Domestik Bruto).

Suatu negara biasanya menggunakan pendapatan nasional sebagai tolak ukur untuk melihat laju pembangunan ekonomi negara tersebut. Pendapatan nasional ialah nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu perekonomian negara selama satu tahun. Pendapatan nasional menunjukkan kegiatan ekonomi yang dicapai dalam satu tahun, sedangkan pertumbuhan ekonomi ialah perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Pertumbuhan ekonomi = (PDBt - PDBt-1)/PDBt-1 x100%
Dengan diketahuinya pendapatan nasional untuk berbagai tahun maka dapat ditentukan pendapatan perkapita suatu negara. Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk yang nilainya didapat dengan cara membagi pendapatan nasional pada tahun dimaksud dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama. Pendapatan perkapita dapat digunakan untuk :
§  Menentukan laju perkembangan ekonomi suatu negara.
§  Sebagai tolak ukur keberhasilan suatu negara mencapai tujuan pembangunan ekonominya.
§  Membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan laju pertumbuhan ekonomi berbagai negara.

Sudah merupakan fakta umum di banyak negara berkembang bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi disertai dengan tingkat kesenjangan ekonomi atau kemiskinan yang tinggi pula, hal ini disebabkan adanya ketimpangan dalam distribusi pendapatan. Pencapaian sasaran pertumbuhan dan distribusi pendapatan dan kekayaan cenderung saling meniadakan, hal ini bukan berarti tidak ada pertumbuhan tetapi pertumbuhan itu mengakibatkan kesenjangan dan sebaliknya jika kesenjangan dikurangi maka pertumbuhan akan rendah.
Keberhasilan pembangunan di Indonesia tidak hanya diukur dari peningkatan pendapatan penduduk secara agregat atau perkapita, tetapi juga dilihat dari distribusi pendapatan tersebut terhadap semua anggota masyarakat. Selain distribusi pendapatan, masalah kemiskinan juga merupakan timbul dari adanya pertumbuhan ekonomi suatu negara. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Pada umumnya kemiskinan ini dikaitkan dengan perkiraan tingkat pendapatan dan kebutuhan.

Bila diuraikan satu persatu, jumlah faktor yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung tingkat kemiskinan cukup banyak mulai dari tingkat dan laju pertumbuhan output (produktivitas), tingkat upah neto, distribusi pendapatan, kesempatan kerja, jenis pekerjaan yang tersedia, inflasi, pajak dan subsidi, investasi, alokasi serta kualitas sumber daya alam, penggunaan teknologi, dan sebagainya. Pembangunan ekonomi akan dikatakan berhasil sepenuhnya apabila tingkat kesenjangan ekonomi antara kelompok masyarakat miskin dan kelompok masyarakat kaya bisa diperkecil.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara


Pembiayaan pembangunan terbesar bersumber dari tabungan pemerintah, yang didapat dari selisih antara penerimaan dalam negeri dengan pengeluaran rutin. Perkembangan laju pembangunan menuntut bertambahnya dukungan anggaran yang harus disediakan untuk menunjang bertambah besarnya pembangunan yang dilaksanakan. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah suatu daftar atau penjelasan terperinci mengenai penerimaan dan pengeluaran negara untuk suatu jangka waktu 1tahun, dan disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Tujuan disusunnya APBN adalah untuk memelihara stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya anggaran yang defisit. APBN disusun agar pengalokasian dana pembangunan dapat berjalan dengan memperhatikan prinsip berimbang dan dinamis. Arti berimbang disini adalah pengeluaran negara selalu disesuaikan dengan pendapatan atau penerimaan negara, sedangkan dinamis artinya diusahakan agar pendapatan atau penerimaan negara selalu meningkat sesuai dengan peningkatan kegiatan pembangunan di dalam negeri.
Prinsip penyusunan APBN dibagi menjadi dua, yaitu :
1.      Berdasarkan aspek pendapatan :
§  Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan penyetoran.
§  Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.
§  Penuntutan ganti rugi atas kerugian diderita oleh negara dan penuntut denda.
2.      Berdasarkan aspek pengeluaran :
§  Hemat, efisien, dan sesuai kebutuhan.
§  terarah, terkendali, sesuai rencana program atau kegiatan.
§  semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.

Secara garis besar penerimaan negara terdiri dari dua bagian besar, yaitu :
a.       Penerimaan Dalam Negeri
§  Penerimaan dalam negeri berasal dari penerimaan migas dan penerimaan non migas (berasal dari pajak dan penerimaan dari bukan pajak).
§  Dalam perkembangannya, pada PELITA I penerimaan terbesar berasal dari sektor non migas 59,3%, sektor migas 35,7% dan sektor pajak 5%. Pada PELITA II, persentasi penerimaan dalam negeri telah berubah yaitu sektor migas merupakan sumber utamapenerimaan negara (migas 55,1%, non migas 40,7%, bukan pajak 4,2%).
§  Setelah mengalami periode puncak bagi penerimaan negara yang berasal dari sektor migas pada PELITA III. Kemudian sebagai akibat adanya resesi ekonomi dunia sejak tahun 1982 harga minyaka bumi terus menurun secara drastis.
§  Pada PELITA IV pemerintah berusaha untuk merubah struktur penerimaan dalam negeri dari ketergantungan pada beralih ke non migas.
b.      Penerimaan Pembangunan
§  Mengingat tabungan pemerintah tidak mencukupi untuk membiayai pembangunan yang demikian cepat meningkatnya, maka unutk menunjang usaha pembangunan tersebut sumber dana yang berasal dari luar negeri masih tetap diperlukan.
§  Penerimaan pembangunan yang terdiri dari bantuan proyek akan tetap diusahakan sebagai pelengkap pembiayaan pembangunan dan penggunaannya selalu diarahkan untuk proyek-proyek produktif dan berprioritas tinggi.
Pengeluaran pembangunan terdiri dari :
·         Pengeluaran pembangunan untuk berbagai departemen/lembaga negara,diantaranya untuk membiayai proyek pembangunan sektoral yang menjadi tanggung jawab masing-masing departemen/lembaga negara bersangkutan.
·         Pengeluaran pembangunan untuk anggran pembangunan daerah (Dati I dan II ).

Dasar perhitungan perkiraan penerimaan negara adalah sebagai berikut :
Penerimaan dalam negeri dari migas : faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah
  • Produksi minyak rata-rata perhari 
  • Harga rata-rata ekspor minyak mentah
Penerimaan dalam negeri di luar migas: faktor yang di pertimbangkan adalah
  • Pajak penghasilan
  • Pajak pertambahan nilai
  • Bea masuk
  • Cukai
  • Pajak ekspor
  • Pajak bumi dan bangunan
  • Bea materai 
  • Pajak lainnya
  • Penerimaan bukan pajak
  • Penerimaan hasil penjualan BBM
Penerimaan pembangunan : Terdiri dari penerimaan bantuan program dan proyek.