Selasa, 01 Januari 2013

Defisit Neraca Perdagangan Masih Tekan Rupiah


Tekanan eksternal terus menggelayuti nilai tukar rupiah. Defisit neraca perdagangan yang memengaruhi perekonomian nasional pun dalam jangka pendek semakin membebani pergerakan nilai tukar rupiah.
Nilai tukar rupiah ditutup melemah di level Rp 9.600 per dollar AS dibandingkan dengan saat dibuka di level Rp 9.595 per dollar AS pada Selasa kemarin. Rupiah bergerak di kisaran Rp 9.590-Rp 9.610 per dollar AS.
Ditutupnya Indeks Harga Saham Gabungan di zona merah memberikan sentimen negatif terhadap rupiah menjelang penutupan kemarin sore. Rupiah cenderung tertekan didorong neraca perdagangan bulan Oktober yang kembali defisit setelah dua bulan sebelumnya mencatat surplus.
Riset BNI Treasury memperkirakan, hari ini rupiah kembali berpotensi bergerak konsolidatif melemah.Non Delivery Forward 1 bulan di pasar offshore pagi ini dibuka melemah di level Rp 9.640-Rp 9.653 per dollar AS. Hal ini diproyeksikan akan menambah tekanan terhadap rupiah pagi ini.
Bank Indonesia diproyeksi akan kembali masuk ke pasar valas untuk menjaga kestabilan pergerakan rupiah hari ini. Rilis data neraca perdagangan Indonesia beberapa hari yang lalu potensi kembali mendorong kekhawatiran bagi pelaku pasar bahwa defisit transaksi berjalan (current account) akan kembali melebar pada kuartal keempat ini dan diperkirakan akan menambah tekanan terhdap rupiah hari ini.

(KOMPAS.COM, Jakarta Robertus Benny Dwi Koestanto)


Di masa sekarang ini peran Bank Indonesia sangat diperlukan untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah di bursa internasional. Kita harapkan semoga Bank Indonesia dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

1 komentar:

  1. waw artikel yang sangat menarik dan bermanfaat .saya senang membaca artikel anda karena selain artikelnya yang menarik tampilan halamannya juga bagus .Ditunggu postingan berikutnya yaa .... salam yaa

    BalasHapus