Tekanan
eksternal terus menggelayuti nilai tukar rupiah. Defisit neraca perdagangan
yang memengaruhi perekonomian nasional pun dalam jangka pendek semakin
membebani pergerakan nilai tukar rupiah.
Nilai
tukar rupiah ditutup melemah di level Rp 9.600 per dollar AS dibandingkan
dengan saat dibuka di level Rp 9.595 per dollar AS pada Selasa kemarin. Rupiah
bergerak di kisaran Rp 9.590-Rp 9.610 per dollar AS.
Ditutupnya
Indeks Harga Saham Gabungan di zona merah memberikan sentimen negatif terhadap
rupiah menjelang penutupan kemarin sore. Rupiah cenderung tertekan didorong
neraca perdagangan bulan Oktober yang kembali defisit setelah dua bulan
sebelumnya mencatat surplus.
Riset
BNI Treasury memperkirakan, hari ini rupiah kembali berpotensi bergerak
konsolidatif melemah.Non Delivery Forward 1 bulan di pasar offshore pagi ini dibuka melemah di
level Rp 9.640-Rp 9.653 per dollar AS. Hal ini diproyeksikan akan menambah
tekanan terhadap rupiah pagi ini.
Bank Indonesia diproyeksi akan kembali masuk ke pasar valas untuk
menjaga kestabilan pergerakan rupiah hari ini. Rilis data neraca perdagangan
Indonesia beberapa hari yang lalu potensi kembali mendorong kekhawatiran bagi
pelaku pasar bahwa defisit transaksi berjalan (current account) akan kembali melebar pada
kuartal keempat ini dan diperkirakan akan menambah tekanan terhdap rupiah hari
ini.(KOMPAS.COM, Jakarta : Robertus Benny Dwi Koestanto)
Di masa sekarang ini peran Bank Indonesia sangat
diperlukan untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah di bursa internasional.
Kita harapkan semoga Bank Indonesia dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
waw artikel yang sangat menarik dan bermanfaat .saya senang membaca artikel anda karena selain artikelnya yang menarik tampilan halamannya juga bagus .Ditunggu postingan berikutnya yaa .... salam yaa
BalasHapus