Persaingan
di bisnis kartu kredit berlangsung sengit. Sepuluh bulan terakhir terjadi
pergeseran di posisi jawara kartu alat bayar tersebut. Sanksi Bank Indonesia
atas Citibank dan putus kontrak Bank Central Asia (BCA) dengan Carrefour
terkait kartu co-branding telah mengubah peta persaingan.
Berdasarkan
data yang dihimpun Kontan, per Maret 2012, Bank BNI berhasil
menjadi bank penerbit kartu kredit terbesar, menggeser langganan juara BCA dan
Bank Mandiri.
Pada
kuartal I-2012 itu Bank Negara Indonesia (BNI) telah menerbitkan 2,27 juta
kartu dengan penguasaan pasar 15,4 persen. Posisi kedua dan ketiga ditempati
Bank Mandiri dan BCA, masing-masing 2,25 juta kartu dan 2,1 juta kartu. Posisi
keempat dan lima bercokol Citibank dan CIMB Niaga.
Sekitar
sepuluh bulan sebelumnya kondisinya tidak seperti itu. Pada Juni 2011, BCA
masih memuncaki klasemen. Jumlah kartu kredit BCA yang beredar mencapai 2,2
juta kartu atau menguasai 16,2 persen. Citibank dan Mandiri di posisi kedua dan
ketiga masing-masing 1,9 juta kartu dan 1,8 juta kartu. Adapun BNI berada di
tempat keempat dengan jumlah 1,7 juta kartu atau 12,5 persen.
GM
Kartu BNI Dodit Wiweko Probojakti mengatakan, kesuksesan ini ditunjang dua hal.
Pertama, co-branding yang lengkap. Saat ini BNI telah kerja
sama merek dengan Garuda Indonesia, Lottermart, Chelsea, Indosat, serta dua
bank pembangunan daerah: Bank Sumatera Selatan dan Bank Bangka-Belitung.
Kedua,
BNI gencar menerbitkan kartu kredit affinity yang membangun
ikatan emosional dengan nasabah. Saat ini BNI menerbitkan 30 kartu kredit affinity.
Sekitar 26 di antaranya menggandeng universitas. "Fungsi kartu kredit
sama, maka itu harus ada pembeda yang tidak dikembangkan penerbit lain,"
ujarnya, Selasa (31/7/2012).
Presiden
Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, penurunan jumlah kartu merupakan imbas
dari terhentinya perjanjian kerja sama BCA dengan Carrefour. Putus hubungan
membuat BCA kehilangan 300.000 kartu. "Semester I-2012, jumlah kartu kami
sudah kembali ke 2,2 juta kartu. Kami menerbitkan kartu kredit seperti Everyday
Card untuk nasabah yang gemar belanja," ujarnya.
Direktur Utama CIMB Niaga
Arwin Rasyid mengatakan, kartu kredit menjadi salah satu bisnis yang terus
dikembangkan pada masa mendatang. Kunci suksesnya, kemudahan dan layan prima
bagi nasabah. "Bisnis ini marginnya bagus. Hingga Juni, kami telah
menerbitkan 1,37 juta kartu," katanya.(Roy Franedya, Raymond Reynaldi/Kontan)
Dari wacana
diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Indonesia termasuk negara dengan
penggunaan kartu kredit yang cukup besar untuk fasilitas di bidang perbankan,
hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya produk kartu kredit yang
ditawarkan oleh bank-bank yang ada di Indonesia. Seharusnya hal ini menjadi
tugas penting bagi Bank Indonesia unutk mengontrol batas kredit maksimum untuk
bank-bank umum agar tidak terlalu berlebihan.
kalau mandiri gagal nomer satu kenapa yah?
BalasHapus