Kalimat efektif adalah kalimat yang
mampu dipakai untuk menyampaikan informasi dari pembicara atau penulis kepada
lawan bicara atau pembaca secara tepat. Ketepatan dalam penyampaian informasi
akan membuahkan hasil, yaitu adanya kepahaman lawan bicara atau pembaca
terhadap isi kalimat atau tuturan yang disampaikan. Lawan bicara atau pembaca
tidak akan bisa menjawab, melaksanakan, atau menghayati setiap kalimat atau
tuturan itu sebelum mereka dapat memahami benar isi kalimat atau tuturan
tersebut.
Berikut akan kita lihat
kalimat-kalimat yang tidak efektif dan kita akan mencoba membetulkan kesalahan
pada kalimat-kalimat itu. Beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat
antara lain:
1. Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah
pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu.
Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis antara lain:
· Banyak tombol-tombol yang dapat Anda
gunakan.
Kalimat ini seharusnya: Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
· Kita harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya: Kita harus
saling menolong, atau Kita seharusnya tolong-menolong.
2. Kontaminasi
Contoh kalimat yang mengandung
kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini
lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih
efektif apabila akhiran –nya dihilangkan.
Fitur terbaru Adobe Photoshop ini
lebih menarik dan bervariasi.
3. Salah pemilihan kata
Contoh kalimat yang mengandung
kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia
kecewa.
4. Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung
kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
5. Pengaruh bahasa asing atau daerah
(interferensi)
· Bahasa asing
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan
karena terpengaruh bahasa asing terlihat pada kalimat berikut:
Saya tinggal di Semarang di mana ibu
saya bekerja.
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan
pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother
works.
Dalam bahasa
Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu
saya bekerja.
· Bahasa daerah
Contoh kalimat yang mengandung
kesalahan karena terpengaruh bahasa daerah dapat kita lihat pada kalimat
berikut:
Anak-anak sudah pada datang.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya
kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah datang.
Contoh lain pengaruh bahasa daerah,
khususnya bahasa Jawa, juga dapat kita lihat pada kalimat berikut. Penulis
menemukan contoh ini dari sebuah rubrik di tabloid anak-anak Yunior.
Masuknya keluar mana? (Jawa: Mlebune
metu endi?)
Kita sebaiknya mengganti kalimat
tersebut dengan: Masuknya lewat mana?
6. Kata depan yang tidak perlu
Sering kali kita membuat kalimat
yang mengandung kata depan yang tidak perlu seperti pada kalimat berikut:
Di program ini menyediakan berbagai
fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita
menghilangkan kata depan di, sehingga kalimatnya menjadi:
Program ini menyediakan berbagai
fitur terbaru.
Contoh dalam sebuah paragraf :
Mulai tanggal 17
Januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah,
premium, solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena Pemerintah
ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia kembali
berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya
angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang
pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk transportasi harus
diperhitungkan. Naiknya harga barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat.
Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikkan
pendapatan masyarakat.
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai
sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan
suatu tuturan menjadi kurang efektif, antara lain:
1. Kurang padunya kesatuan gagasan.
Setiap tuturan terdiri atas beberapa
satuan gramatikal. Agar tuturan itu memiliki kesatuan gagasan, satuan-satuan
gramatikalnya harus lengkap dan mendukung satu ide pokoknya. Kita bisa melihat
pada contoh berikut:
Program aplikasi MS Word dapat Anda
gunakan sebagai pengolah kata. Dengan program ini Anda dapat melakukan berbagai aktivitas perkantoran
seperti mengetik surat atau dokumen. MS Word adalah produk peranti lunak
keluaran Microsoft.
Kalimat-kalimat
pada contoh tersebut tidak mempunyai kesatuan gagasan. Seharusnya setelah diungkapkan
gagasan tentang “fungsi MS Word” pada kalimat pertama, diungkapkan gagasan lain
yang saling bertautan.
2. Kurang ekonomis pemakaian kata.
Ekonomis dalam berbahasa berarti
penghematan pemakaian kata dalam tuturan. Sebaiknya kita menghindari kata yang
tidak diperlukan benar dari sudut maknanya, misalnya:
· membicarakan tentang transmigrasi
Seharusnya: membicarakan
transmigrasi
· sudah pada tempatnya apabila
Seharusnya: sudah selayaknya apabila
· Depresi ekonomi bukan hanya
dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah, tetapi juga dirasakan oleh kelompok
elite pribumi.
Seharusnya: Depresi ekonomi
dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah dan kelompok elite.
Atau: Depresi ekonomi dirasakan kaum
pribumi di semua lapisan.
3. Kurang logis susunan gagasannya.
Tulisan dengan susunan gagasan yang
kurang logis dapat kita lihat pada contoh berikut:
Karena zat putih telurnya itulah
maka telur dan dagingnya ayam itu sangat bermanfaat untuk tubuh kita. Semua
makhluk dalam hidupnya memerlukan zat putih telur, manusia untuk melanjutkan
hidupnya perlu akan zat putih telur.
Kita dapat membuat tulisan itu
menjadi efektif seperti berikut:
Semua makhluk hidup memerlukan zat
putih telur yang berasal dari telur dan daging ayam. Manusia adalah makhluk
hidup. Jadi, manusia memerlukan zat putih telur yang berasal dari telur dan
daging ayam untuk melanjutkan hidupnya. Dapat dikatakan bahwa telur dan daging
ayam sangat bermanfaat bagi tubuh.
4. Pemakaian kata-kata yang kurang
sesuai ragam bahasanya.
Pemakaian bahasa tidak baku hendaknya
dihindari dalam ragam bahasa keilmuan.
· Penulis menghaturkan terima kasih
kepada Bapak Prof. Dr. Gatot A.S atas bimbingannya dalam menyelesaikan buku
ini.
· Sehubungan dengan hal itu Takdir
Alisyahbana bilang bahwa hal bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa
internasional.
Pemakaian kata menghaturkan
dan bilang tidak tepat untuk ragam bahsa keilmuan, sehingga kata-kata
tersebut sebaiknya diganti dengan mengucapkan dan mengatakan.
5. Konstruksi yang bermakna ganda.
Suatu kalimat dipandang dari sudut
tata bahasanya mungkin tidak salah, namun kadang-kadang mengandung tafsiran
ganda (ambigu) sehingga tergolong kalimat yang kurang efektif. Kalimat yang
memiliki makna ganda dapat kita lihat pada kalimat-kalimat:
· Istri kopral yang nakal itu membeli
sepatu.
Unsur yang nakal itu
menerangkan istri atau kopral ? Jika yang dimaksud nakal adalah
istri, maka kalimat itu seharusnya menjadi:
Istri yang nakal kopral itu membeli
sepatu.
· Penyuluh menerangkan cara beternak ayam
baru kepada para petani.
Kata baru pada kalimat itu
menerangkan kata ayam atau cara beternak? Jika kata baru
menerangkan cara beternak, kalimat itu menjadi lebih baik seperti kalimat
berikut:
Penyuluh menerangkan cara baru
beternak ayam kepada para petani.
6. Penyusunan
kalimat yang kurang cermat.
Penyusunan yang kurang cermat dapat
mengakibatkan nalar yang terkandung di dalam kalimat tidak runtut sehingga
kalimat menjadi kurang efektif.
Tugas kemanusiaan dalam suatu
jabatan ialah untuk mengelola sejumlah manusia memerlukan keprihatinan serta
dedikasi yang tangguh.
Kalimat tersebut dapat diperbaiki
seperti berikut:
· Tugas kemanusiaan dalam suatu
jabatan, yakni pengelolaan sejumlah manusia, memerlukan keprihatinan serta
dedikasi yang tangguh.
· Tugas kemanusiaan dalam suatu
jabatan ialah pengelolaan sejumlah manusia. Hal ini memerlukan keprihatinan dan
dedikasi yang tangguh.
7. Bentuk kata
dalam perincian yang tidak sejajar.
Dalam kalimat yang berisi perincian,
satuan-satuan dalam perincian itu akan lebih efektif jika diungkapkan dalam
bentuk sejajar. Jika dalam suatu kalimat perincian satu diungkapkan dalam
bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat, perincian lainnya juga diungkapkan
dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat juga (sejajar). Contoh kalimat
yang perinciannya tidak sejajar:
· Kegiatan penelitian meliputi
pengumpulan data, mengklasifikasikan data, dan menganalisis data.
Seharusnya:
Kegiatan penelitian meliputi
pengumpulan data, pengklasifikasian data, dan penganalisisan data.
· Dengan penghayatan yang
sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat dengan selaras,
serasi, dan seimbang.
Seharusnya:
Dengan menghayati secara
sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat dengan selaras,
serasi, dan seimbang.
Contoh dalam sebuah paragraf :
“Kalau anda gemar
tanaman hias, tentu anda mengenal dengan baik cara menanam dan merawatnya dalam
taman. Pada dasarnya, proses merawat taman sama denga proses merawat anak dalam
keluarga. Keduanya sama-sama memerlukan ketrampilan dan perhatian khusus. Pada
tanaman, diperlukan ketrampilan mengolah tanah dan memberi pupuk, seperti
memberi perhatian khusus, yaitu menyirami tepat waktu agar kelak memberi hasil
yang memuaskan. Begitu pula dengan merawat anak. Pada anak, diperlukan
kemampuan memberi makanan yang bergizi, pembentukan kepribadian, serta
perhatian khusus, yaitu memberi kasih sayang agar kelak anak tumbuh dengan
sehat, cerdas, dan bermoral baik.”