Rabu, 26 Desember 2012

Ini Alasan Syariah Masih Kalah dari Konvensional


Jakarta - Sistem keuangan syariah di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan yang konvensional, meskipun sebenarnya syariah lebih 'membumi'. Apa alasannya?

Direktur Utama PT Permodalan BMT (Baitul Mal wat Tamwil) Ventura Saat Suharto menjelaskan kurangnya sosialisasi oleh pemerintah menjadi sebab sistem syariah masih dijauhi masyarakat.

"Sistem syariah atau Islam ini sebenarnya lebih mudah diterima masyarakat, tetapi memang sosialisasi yang kurang. Masyarakat hanya tahu sistem konvensional," kata Saat kepada detikFinance, di Perbanas Institute, Kuningan, Jakarta, Sabtu (30/6/2012).

Dari segi pertumbuhan aset, lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan 49,2% di 2011, sedangkan konvensional tumbuh 21,4%. Namun nominal aset syariah masih jauh di bawah konvensional.

Saat mengatakan, syariah memperkenalkan sistem jemput bola, tidak seperti konvensional yang mengharuskan masyarakat datang ke kantor bank konvensional.

"Kami syariah ada aturan jemput bola. Pelayanan ini adalah kantor dibawa ke rumah-rumah dan sekarang sangat mungkin untuk mengembangkan sistem jemput bola yang lebih luas," kata Saat. Sistem jemput bola yang dimaksud adalah CVO (Coustemers Visit Officer). 
"Sistem syariah juga lebih mengutamakan kesejahteraan umat manusia, iman, akal, keturunan, dan kekayaan," jelas Saat.

Dikatakan Saat, BMT gencar menyalurkan kredit kepada UMKM berbasis syariah di Indonesia. Dalam penyaluran kredit penilaian agunan berbeda dengan sistem konvensional. 

"Memang perlu diketauhi bahwa penyaluran dana kredit (syariah) ini non agunan. Tetapi bukan berarti kita melepas begitu saja uang kepada masyarakat. Tetap ada jaminan-jaminan tertentu yang tidak dinilai oleh bank atau lembaga keuangan konvensional," ujar Saat.
"Tidak ada agunan untuk masyarakat tetapi bukan berarti tidak pakai jaminan, no collateral bukan berarti no guarantee. Kalau tukang ojek jika tidak punya tanah untuk jaminan ada kartu ojek yang bisa dipakai buat jaminan karena kartu ojek punya nilai tetapi tidak likuid karena kami bukan lembaga konvensional," tutur Saat.

BMT yang didirikan pada 2007, sampai saat ini mempunyai 600 kantor. Aset BMT Ventura di 2011 tercatat Rp 3,6 triliun.

(DETIK FINANCE, Jakarta : Wiji Nurhayat)

Selain dari promosi, sosialisasi terhadap produk yang baru juga sangat diperlukan untuk mendukung kesuksesan produk tersebut dipasaran. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa di masa sekarang ini produk perbankan syariah sedang menjamur. Karena dengan kurangnya sosialisasi tentang keuntungan dan kerugian menggunakan produk perbankan syariah ini. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar