Jumat, 11 Januari 2013

Kalimat Efektif & Kalimat Tidak Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu dipakai untuk menyampaikan informasi dari pembicara atau penulis kepada lawan bicara atau pembaca secara tepat. Ketepatan dalam penyampaian informasi akan membuahkan hasil, yaitu adanya kepahaman lawan bicara atau pembaca terhadap isi kalimat atau tuturan yang disampaikan. Lawan bicara atau pembaca tidak akan bisa menjawab, melaksanakan, atau menghayati setiap kalimat atau tuturan itu sebelum mereka dapat memahami benar isi kalimat atau tuturan tersebut.

Berikut akan kita lihat kalimat-kalimat yang tidak efektif dan kita akan mencoba membetulkan kesalahan pada kalimat-kalimat itu. Beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat antara lain:
1. Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis antara lain:
· Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Kalimat ini seharusnya: Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
· Kita harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya: Kita harus saling menolong, atau Kita seharusnya tolong-menolong.
2. Kontaminasi
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran –nya dihilangkan.
Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
3. Salah pemilihan kata
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.
4. Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
5. Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)
· Bahasa asing
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa asing terlihat pada kalimat berikut:
Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother works.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.
· Bahasa daerah
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa daerah dapat kita lihat pada kalimat berikut:
Anak-anak sudah pada datang.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah datang.
Contoh lain pengaruh bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, juga dapat kita lihat pada kalimat berikut. Penulis menemukan contoh ini dari sebuah rubrik di tabloid anak-anak Yunior.
Masuknya keluar mana? (Jawa: Mlebune metu endi?)
Kita sebaiknya mengganti kalimat tersebut dengan: Masuknya lewat mana?
6. Kata depan yang tidak perlu
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu seperti pada kalimat berikut:
Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di, sehingga kalimatnya menjadi:
Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.

Contoh dalam sebuah paragraf :
Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena Pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia kembali berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikkan pendapatan masyarakat.

Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif, antara lain:
1. Kurang padunya kesatuan gagasan.
Setiap tuturan terdiri atas beberapa satuan gramatikal. Agar tuturan itu memiliki kesatuan gagasan, satuan-satuan gramatikalnya harus lengkap dan mendukung satu ide pokoknya. Kita bisa melihat pada contoh berikut:
Program aplikasi MS Word dapat Anda gunakan sebagai pengolah kata. Dengan program ini Anda dapat melakukan berbagai aktivitas perkantoran seperti mengetik surat atau dokumen. MS Word adalah produk peranti lunak keluaran Microsoft.
Kalimat-kalimat pada contoh tersebut tidak mempunyai kesatuan gagasan. Seharusnya setelah diungkapkan gagasan tentang “fungsi MS Word” pada kalimat pertama, diungkapkan gagasan lain yang saling bertautan.
2. Kurang ekonomis pemakaian kata.
Ekonomis dalam berbahasa berarti penghematan pemakaian kata dalam tuturan. Sebaiknya kita menghindari kata yang tidak diperlukan benar dari sudut maknanya, misalnya:
· membicarakan tentang transmigrasi
Seharusnya: membicarakan transmigrasi
· sudah pada tempatnya apabila
Seharusnya: sudah selayaknya apabila
· Depresi ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah, tetapi juga dirasakan oleh kelompok elite pribumi.
Seharusnya: Depresi ekonomi dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah dan kelompok elite.
Atau: Depresi ekonomi dirasakan kaum pribumi di semua lapisan.
3. Kurang logis susunan gagasannya.
Tulisan dengan susunan gagasan yang kurang logis dapat kita lihat pada contoh berikut:
Karena zat putih telurnya itulah maka telur dan dagingnya ayam itu sangat bermanfaat untuk tubuh kita. Semua makhluk dalam hidupnya memerlukan zat putih telur, manusia untuk melanjutkan hidupnya perlu akan zat putih telur.
Kita dapat membuat tulisan itu menjadi efektif seperti berikut:
Semua makhluk hidup memerlukan zat putih telur yang berasal dari telur dan daging ayam. Manusia adalah makhluk hidup. Jadi, manusia memerlukan zat putih telur yang berasal dari telur dan daging ayam untuk melanjutkan hidupnya. Dapat dikatakan bahwa telur dan daging ayam sangat bermanfaat bagi tubuh.
4. Pemakaian kata-kata yang kurang sesuai ragam bahasanya.
Pemakaian bahasa tidak baku hendaknya dihindari dalam ragam bahasa keilmuan.
· Penulis menghaturkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Gatot A.S atas bimbingannya dalam menyelesaikan buku ini.
· Sehubungan dengan hal itu Takdir Alisyahbana bilang bahwa hal bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa internasional.
Pemakaian kata menghaturkan dan bilang tidak tepat untuk ragam bahsa keilmuan, sehingga kata-kata tersebut sebaiknya diganti dengan mengucapkan dan mengatakan.
5. Konstruksi yang bermakna ganda.
Suatu kalimat dipandang dari sudut tata bahasanya mungkin tidak salah, namun kadang-kadang mengandung tafsiran ganda (ambigu) sehingga tergolong kalimat yang kurang efektif. Kalimat yang memiliki makna ganda dapat kita lihat pada kalimat-kalimat:
· Istri kopral yang nakal itu membeli sepatu.
Unsur yang nakal itu menerangkan istri atau kopral ? Jika yang dimaksud nakal adalah istri, maka kalimat itu seharusnya menjadi:
Istri yang nakal kopral itu membeli sepatu.
· Penyuluh menerangkan cara beternak ayam baru kepada para petani.
Kata baru pada kalimat itu menerangkan kata ayam atau cara beternak? Jika kata baru menerangkan cara beternak, kalimat itu menjadi lebih baik seperti kalimat berikut:
Penyuluh menerangkan cara baru beternak ayam kepada para petani.
6. Penyusunan kalimat yang kurang cermat.
Penyusunan yang kurang cermat dapat mengakibatkan nalar yang terkandung di dalam kalimat tidak runtut sehingga kalimat menjadi kurang efektif.
Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah untuk mengelola sejumlah manusia memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.
Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut:
· Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan, yakni pengelolaan sejumlah manusia, memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.
· Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah pengelolaan sejumlah manusia. Hal ini memerlukan keprihatinan dan dedikasi yang tangguh.
7. Bentuk kata dalam perincian yang tidak sejajar.
Dalam kalimat yang berisi perincian, satuan-satuan dalam perincian itu akan lebih efektif jika diungkapkan dalam bentuk sejajar. Jika dalam suatu kalimat perincian satu diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat, perincian lainnya juga diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat juga (sejajar). Contoh kalimat yang perinciannya tidak sejajar:
· Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, mengklasifikasikan data, dan menganalisis data.
Seharusnya:
Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, pengklasifikasian data, dan penganalisisan data.
· Dengan penghayatan yang sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.
Seharusnya:
Dengan menghayati secara sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.

Contoh dalam sebuah paragraf :
“Kalau anda gemar tanaman hias, tentu anda mengenal dengan baik cara menanam dan merawatnya dalam taman. Pada dasarnya, proses merawat taman sama denga proses merawat anak dalam keluarga. Keduanya sama-sama memerlukan ketrampilan dan perhatian khusus. Pada tanaman, diperlukan ketrampilan mengolah tanah dan memberi pupuk, seperti memberi perhatian khusus, yaitu menyirami tepat waktu agar kelak memberi hasil yang memuaskan. Begitu pula dengan merawat anak. Pada anak, diperlukan kemampuan memberi makanan yang bergizi, pembentukan kepribadian, serta perhatian khusus, yaitu memberi kasih sayang agar kelak anak tumbuh dengan sehat, cerdas, dan bermoral baik.”








Selasa, 01 Januari 2013

BI Akan Terbitkan Aturan Bunga Maksimum Kartu Kredit


Kepala Grup Hubungan Masyarakat Bank Indonesia, Difi A Johansyah, mengatakan, Bank Indonesia akan menetapkan batas maksimum suku bunga kartu kredit.
"Nanti BI akan atur maksimum suku bunga yang dikenakan," sebut Difi, di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (15/6/2012).
Sekarang ini, kata Difi, suku bunga kartu kredit berada dalam besaran yang berbeda. Untuk itu, BI pun akan menetapkan batasan maksimumnya.
Ia pun menyebutkan, BI sedang mengumpulkan data suku bunga kartu kredit yang berlaku sekarang ini. Lalu, BI akan menghitung berapa suku bunga yang wajar.
Nantinya, BI akan menerbitkan aturan tersendiri mengenai suku bunga kartu kredit. Aturan itu akan berupa Surat Edaran. Hal ini dilakukan karena penetapan suku bunga mempunyai normanya sendiri.
"Ada SE penetapan suku bunga dan SE penyesuaian kepemilikan kartu kredit," sambung dia.
"Target secepatnya kan sudah dijanjikan di Peraturan Bank Indonesia," pungkas Difi.
Bank Indonesia baru saja menerbitkan aturan teknis mengenai kartu kredit. Aturan itu dituangkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No 14/ 17 /DASP perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/10/DASP perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu.
Dalam SE ini, BI mengatur mekanisme pembatasan jumlah kartu kredit berdasarkan minimum pendapatan nasabah tiap bulan sebesar Rp 3 juta - Rp 10 juta.
Mekanismenya, jumlah penerbit kartu kredit yang dapat memberikan fasilitas kartu kredit kepada seorang pemegang kartu adalah maksimum hanya dua penerbit.
Selain itu, jumlah maksimum plafon kredit secara kumulatif yang dapat diberikan kepada seorang pemegang kartu kredit adalah tiga kali pendapatan tiap bulan pemegang kartu kredit.



(KOMPAS.COM, Jakarta : Ester Meryana) 



Dari wacana diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Bank indonesia sedang menjalankan tugasnya sebagai bank sentral mengingat semakin menjamurnya jumlah kartu kredit yang beredar di masyarakat, dan semakin mudahnya masyarakat mendapatkan kartu kredit. Langkah ini memang harus diambil oleh Bank Indonesia untuk lebih menertibkan bank-bank yang ada di Indonesia di bidang kredit.


Bunga Kartu Kredit Maksimal 2,95 Persen

Nasabah yang selama ini tercekik bunga kartu kredit yang tinggi agak bisa bernafas lega. Melalui Surat Edaran (SE) No 14/34/DASP, Bank Indonesia (BI) mematok bunga kartu kredit maksimal 2,95 persen per bulan atau 35,4 persen selama setahun.

Aturan ini efektif berlaku Januari 2013. Besaran bunga maksimal berlaku pada transaksi pembelanjaan maupun transaksi tarik tunai. "Pembatasan ini karena bunga kartu kredit belum memperhatikan aspek perlindungan konsumen dan manajemen risiko," kata Gubernur BI, Darmin Nasution, dalam siaran pers.

BI menegaskan, besaran bunga ini tidak permanen. Suku bunga bisa saja berubah jika terjadi pergeseran pada tiga indikator. Pertama, indikator makro seperti BI rate. Kedua, struktur biaya, meliputi bunga dana, operasional dan pengelolaan risiko. Ketiga, rata-rata bunga pasar.

Bagi bank penerbit kartu kredit, pembatasan ini berpengaruh ke pendapatan bunga dan non-bunga (fee based income). Saat ini bunga kartu kredit di 3 persen-4 persen. Tapi ada juga bank yang memajang bunga 1,9 persen, seperti BCA Card. "Penurunan bunga tergantung besarnya kontribusi kartu kredit ke bisnis. Bagi OCBC NISP kontribusinya di bawah 10 persen ," ujar Direktur Consumer Banking OCBC NISP Rudi N Hamdani, Minggu (2/12/2012).

Rudi menilai, patokan bunga 2,95 persen agak mengejutkan. Selama ini industri mengusulkan bunga kartu kredit maksimal 3 persen-3,25 persen. Tapi, OCBC NISP berjanji mengikuti aturan dan melayangkan surat pemberitahuan ke nasabah.

Manajer Bisnis Kartu BNI, Dodit Wiweko Probojakti, mengatakan pembatasan bunga kartu kredit hanya berdampak pada 12 persen pemegang kartu kredit BNI. Bunga kartu  gold dan silver BNI sudah 2,95 persen. Per September 2012, kartu kredit BNI yang beredar mencapai 1,69 juta. "Fee based incomebisnis kartu kredit jauh mencukupi biaya operasional kami," kata Dodit.

Sebelum membatasi bunga, BI merilis aturan yang mengatur ulang bisnis kartu kredit. Di antaranya, pembatasan kartu yang boleh dimiliki masyarakat berpenghasilan Rp 3 juta-Rp 10 juta dengan plafon maksimal tiga kali gaji dan maksimal denda kartu kredit Rp 150.000. BI juga menetapkan cara penagihan.

Rambu-rambu bisnis ini tak lepas dari kasus Irzen Octa, nasabah Citibank. Ia kaget tagihan kartu kredit membengkak dari Rp 48 juta menjadi Rp 100 juta. Irzen tewas setelah bertemu debt collector Citibank.




(Roy Franedya/Kontan)


Menurut saya pemerintah harus lebih memperhatikan jumlah peredaran kartu kredit yang ada di Indonesia karena belakangan ini jumlahnya semakin meningkat saja. Hal ini memicu gaya hidup masyarakat yang berubah menjadi masyarakat yang konsumtif karena semakin mudahnya mendapatkan kredit. Sebaiknya pemerintah harus lebih memperhatikan lagi syarat-syarat untuk mendapatkan kartu kredit karena di jaman ini masyarakat semakin mudah mendapatkan kartu kredit.

BNI Berhasil Geser BCA dan Mandiri


Persaingan di bisnis kartu kredit berlangsung sengit. Sepuluh bulan terakhir terjadi pergeseran di posisi jawara kartu alat bayar tersebut. Sanksi Bank Indonesia atas Citibank dan putus kontrak Bank Central Asia (BCA) dengan Carrefour terkait kartu co-branding telah mengubah peta persaingan.
Berdasarkan data yang dihimpun Kontan, per Maret 2012, Bank BNI berhasil menjadi bank penerbit kartu kredit terbesar, menggeser langganan juara BCA dan Bank Mandiri.
Pada kuartal I-2012 itu Bank Negara Indonesia (BNI) telah menerbitkan 2,27 juta kartu dengan penguasaan pasar 15,4 persen. Posisi kedua dan ketiga ditempati Bank Mandiri dan BCA, masing-masing 2,25 juta kartu dan 2,1 juta kartu. Posisi keempat dan lima bercokol Citibank dan CIMB Niaga.
Sekitar sepuluh bulan sebelumnya kondisinya tidak seperti itu. Pada Juni 2011, BCA masih memuncaki klasemen. Jumlah kartu kredit BCA yang beredar mencapai 2,2 juta kartu atau menguasai 16,2 persen. Citibank dan Mandiri di posisi kedua dan ketiga masing-masing 1,9 juta kartu dan 1,8 juta kartu. Adapun BNI berada di tempat keempat dengan jumlah 1,7 juta kartu atau 12,5 persen.
GM Kartu BNI Dodit Wiweko Probojakti mengatakan, kesuksesan ini ditunjang dua hal. Pertama, co-branding yang lengkap. Saat ini BNI telah kerja sama merek dengan Garuda Indonesia, Lottermart, Chelsea, Indosat, serta dua bank pembangunan daerah: Bank Sumatera Selatan dan Bank Bangka-Belitung.
Kedua, BNI gencar menerbitkan kartu kredit affinity yang membangun ikatan emosional dengan nasabah. Saat ini BNI menerbitkan 30 kartu kredit affinity. Sekitar 26 di antaranya menggandeng universitas. "Fungsi kartu kredit sama, maka itu harus ada pembeda yang tidak dikembangkan penerbit lain," ujarnya, Selasa (31/7/2012).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, penurunan jumlah kartu merupakan imbas dari terhentinya perjanjian kerja sama BCA dengan Carrefour. Putus hubungan membuat BCA kehilangan 300.000 kartu. "Semester I-2012, jumlah kartu kami sudah kembali ke 2,2 juta kartu. Kami menerbitkan kartu kredit seperti Everyday Card untuk nasabah yang gemar belanja," ujarnya.
Direktur Utama CIMB Niaga Arwin Rasyid mengatakan, kartu kredit menjadi salah satu bisnis yang terus dikembangkan pada masa mendatang. Kunci suksesnya, kemudahan dan layan prima bagi nasabah. "Bisnis ini marginnya bagus. Hingga Juni, kami telah menerbitkan 1,37 juta kartu," katanya.


(Roy Franedya, Raymond Reynaldi/Kontan)



Dari wacana diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Indonesia termasuk negara dengan penggunaan kartu kredit yang cukup besar untuk fasilitas di bidang perbankan, hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya produk kartu kredit yang ditawarkan oleh bank-bank yang ada di Indonesia. Seharusnya hal ini menjadi tugas penting bagi Bank Indonesia unutk mengontrol batas kredit maksimum untuk bank-bank umum agar tidak terlalu berlebihan.




Lelang SBN Bantu Topang Rupiah


Nilai tukar rupiah diperkirakan cenderung bergerak mendatar pada awal pekan ini, Senin (3/12/2012). Riset BNI Treasury memperkirakan, lelang surat berharga negara hari ini dapat menjaga daya tahan rupiah.
Di akhir perdagangan pekan lalu, rupiah ditutup menguat di level Rp 9.593 per dollar AS dari saat di buka di level Rp 9.600 per dollar AS. Sepanjang perdagangan rupiah bergerak di kisaran Rp 9.584-9.605.
Ditutupnya indeks harga saham gabungan di zona merah akhir pekan kemarin menambah tekanan terhadap rupiah menjelang penutupan.
Sentimen positif terhadap rupiah terlihat setelah adanya pernyataan dari Gubernur Bank Indonesia yang melihat bahwa inflasi Bulan November (yang akan rilis Senin ini) akan turun dibanding bulan sebelumnya yang berarti besar kemungkinan suku bunga Bank Indonesia akan tetap dipertahankan di level 5,75 persen pada 11 Desember 2012 mendatang.
Non Delivery Forward 1 bulan di pasar offshore pagi ini rupiah dibuka naik di level Rp 9.587- Rp 9.602 per dollar AS. Hal ini diharapkan akan memberikan sentimen positif terhadap rupiah pagi ini. Perhatian pelaku pasar akan tertuju pada rilis data siang ini yang meliputi inflasi bulan November, ekspor, impor dan neraca perdagangan Indonesia.
Adanya lelang SBN (SPN 3 bulan dan 1 tahun) di mana merupakan lelang terakhir untuk tahun ini dengan target Rp 1 triliun diharapkan akan menambah sentimen positif terhadap rupiah hari ini.

(KOMPAS.COM, Jakarta Robertus Benny Dwi Koestanto)

Dari wacana diatas kita dapat melihat bahwa lelang SBN sangat berpengaruh terhadap stabilisasi rupiah terhadap mata uang asing, ini merupakan jalan keluar yang baik untuk menjaga nilai tukar rupiah agar tidak terlalu jatuh dari mata uang asing. Peran Bank Indonesia sangat di perlukan sebagai bank sentral yang bertugas menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah.

Defisit Neraca Perdagangan Masih Tekan Rupiah


Tekanan eksternal terus menggelayuti nilai tukar rupiah. Defisit neraca perdagangan yang memengaruhi perekonomian nasional pun dalam jangka pendek semakin membebani pergerakan nilai tukar rupiah.
Nilai tukar rupiah ditutup melemah di level Rp 9.600 per dollar AS dibandingkan dengan saat dibuka di level Rp 9.595 per dollar AS pada Selasa kemarin. Rupiah bergerak di kisaran Rp 9.590-Rp 9.610 per dollar AS.
Ditutupnya Indeks Harga Saham Gabungan di zona merah memberikan sentimen negatif terhadap rupiah menjelang penutupan kemarin sore. Rupiah cenderung tertekan didorong neraca perdagangan bulan Oktober yang kembali defisit setelah dua bulan sebelumnya mencatat surplus.
Riset BNI Treasury memperkirakan, hari ini rupiah kembali berpotensi bergerak konsolidatif melemah.Non Delivery Forward 1 bulan di pasar offshore pagi ini dibuka melemah di level Rp 9.640-Rp 9.653 per dollar AS. Hal ini diproyeksikan akan menambah tekanan terhadap rupiah pagi ini.
Bank Indonesia diproyeksi akan kembali masuk ke pasar valas untuk menjaga kestabilan pergerakan rupiah hari ini. Rilis data neraca perdagangan Indonesia beberapa hari yang lalu potensi kembali mendorong kekhawatiran bagi pelaku pasar bahwa defisit transaksi berjalan (current account) akan kembali melebar pada kuartal keempat ini dan diperkirakan akan menambah tekanan terhdap rupiah hari ini.

(KOMPAS.COM, Jakarta Robertus Benny Dwi Koestanto)


Di masa sekarang ini peran Bank Indonesia sangat diperlukan untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah di bursa internasional. Kita harapkan semoga Bank Indonesia dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Harga BBM Naik, Inflasi Akan Tembus 7 Persen

Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan memprediksi inflasi Indonesia akan tembus di level 7 persen pada tahun 2013. Hal ini terjadi bila harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinaikkan.
"Jika pemerintah jadi menaikkan harga BBM tahun depan, inflasi akan tembus 7 persen," kata Fauzi di Hotel Four Season Jakarta, Rabu (5/12/2012).
Menurut Fauzi, rencana kenaikan harga BBM ini akan menjadi dilematis, khususnya bagi partai politik. Sebab, dengan rencana kenaikan harga BBM tersebut, citra partai politik yang mendukung rencana tersebut akan terpuruk, khususnya menjelang Pemilihan Presiden 2014. Kondisi ini sama seperti rencana kenaikan harga BBM pada 2009 lalu. Akhirnya, pemerintah juga menunda rencana kenaikan harga BBM karena menjelang Pemilihan Presiden 2009.
"Secara politis, apa mereka (partai politik) mau memperoleh dampaknya (tidak dipilih lagi pada 2014) bila menyetujui kenaikan harga BBM," katanya.
Sebab, kenaikan harga BBM ini harus dipicu oleh risiko krisis fiskal di dalam negeri. Ini juga dipicu bila ada krisis finansial global yang lebih parah bila dibandingkan dengan krisis global pada 1997-1998 atau 2008 lalu.
"Sementara tahun depan diperkirakan ekonomi global, terutama Amerika Serikat dan zona Eropa, akan membaik, khususnya di semester I-2013," ujarnya.
Namun, bila tidak jadi rencana kenaikan harga BBM tersebut, inflasi Indonesia tahun depan hanya akan bergerak di level 5-5,5 persen, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 6,5 persen dan BI Rate naik 50 bsp di 2013.

(KOMPAS.COM, Jakarta : Didik Purwanto)

Dari wacana diatas kita dapat melihat bahwa harga BBM sangat berpengaruh terhadap timglat inflasi,tetapi keputusan ini juga sangat berpengaruh terhadap keadaan politik di negara ini, semoga pemerintah kita dapat mengambil keputusan yang terbaik.